Tidak semudah yang dilihat, profesi pencicip makanan ternyata memiliki banyak tantangan hingga risiko kesehatan. Cerita ini dibagikan seorang pencicip makanan di China.
Profesi sensory evaluation engineer atau pencicip makanan profesional di China tengah menjadi sorotan setelah sejumlah pekerja membagikan video yang menunjukkan sisi lain dari pekerjaan yang kerap dianggap menyenangkan ini.
Dilansir dari South China Morning Post (02/11/2025), para pencicip makanan bekerja untuk merek camilan, pabrik makanan, hingga supermarket, dengan tugas utama mendeteksi perubahan sekecil apa pun dalam rasa, tekstur, aroma, hingga tampilan produk. Gaji rata-rata mereka mencapai sekitar 10.000 yuan per bulan (Rp 23,5 juta), ditambah beberapa fasilitas unik, termasuk subsidi gaji untuk kenaikan berat badan.
Mei Wan, merupakan pencicip makanan profesional dari sebuah perusahaan camilan di China. Ia menjelaskan kepada Jimu News kalau bisa mengonsumsi lebih dari 2,5 kilogram sampel makanan dalam satu sesi.
Pencicip Makanan Bergaji Besar di China Foto: RedNote |
"Dalam satu sesi, saya bisa mengasup lebih dari 2.000 kalori, setara kebutuhan kalori sehari penuh," ujarnya. Setelah sesi mencicip makanan, para pekerja wajib menyusun laporan rinci yang dapat memengaruhi keputusan apakah suatu produk makanan layak masuk ke rak toko.
Pencicip makanan lain yang menggunakan nama samaran "Swallow" mengatakan kepada The Beijing News bahwa pekerjaannya melibatkan pemeriksaan mendetail, mulai dari stinky tofu hingga kacang-kacangan. Ia memastikan tidak ada kotoran, menilai kebersihan cangkang, hingga melakukan uji laboratorium untuk mendeteksi racun dan mikroorganisme.
"Banyak yang mengira pekerjaan ini mudah, tetapi standarnya sangat tinggi," kata Swallow. Ia menambahkan bahwa sebagian besar pencicip memiliki latar belakang pendidikan di bidang kimia, biologi, atau teknologi pangan.
Standar kerja para pencicip makanan memang sangat ketat. Pria dilarang merokok dan minum alkohol, sementara perempuan tidak boleh memakai riasan atau kutek kuku. Semua wajib menjaga pola makan hambar agar sensitivitas indra perasa tetap optimal. Dengan masa pelatihan hingga tiga tahun, pencicip juga menghadapi tantangan usia karena kepekaan lidah cenderung menurun setelah 30 tahun.
Pencicip Makanan Bergaji Besar di China Foto: RedNote |
Seorang pencicip yang dikenal sebagai "Little Grey Who Tries Hard to Eat" bahkan mengungkap bahwa ia kerap merasa mual setelah bekerja.
"Saya sering tidak tahan melihat makanan, tetapi tugas ini harus dilakukan dengan serius karena produk makanan harus aman sebelum dijual bebas," katanya dalam sebuah video. Ia menunjukkan dirinya menimbang berat badan sebelum dan sesudah mencicip tumpukan udang serta leher bebek, lalu menetralkan lidah dengan air.
Meski tampak enak dan gajinya tinggi, tapi pekerjaan ini membawa risiko kesehatan, termasuk gangguan pencernaan, rasa bosan terhadap makanan, hingga penambahan berat badan. Beberapa perusahaan memberikan subsidi kenaikan berat badan sekitar 200 yuan (Rp 400 ribu) untuk setiap tambahan setengah kilogram. Swallow mengaku sempat naik 10 kilogram dalam satu bulan pertamanya.
"Banyak rekan juga mengalami hal yang sama, tetapi lama-lama kami belajar mengatur porsi dan kembali menurunkan berat badan," katanya. Ia menekankan bahwa disiplin diri adalah kemampuan terpenting dalam profesi ini.
Respons publik pun beragam. "Saya kira menjadi pencicip adalah pekerjaan menyenangkan, ternyata sangat melelahkan," tulis seorang netizen.
"Saya sangat menghormati para pencicip makanan. Ketika makan menjadi pekerjaan, tekanan psikologisnya besar," sahut netizen lainnya.
(sob/adr)



KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN