Indonesia punya beragam makanan tradisional unik. Salah satunya olahan darah ekstrem dari berbagai daerah dengan masing-masing nama dan ciri khasnya.
Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan kuliner yang beragam, termasuk hidangan-hidangan tradisional yang mungkin tidak lazim bagi sebagian orang. Salah satu kelompok kuliner yang memiliki sejarah panjang dalam budaya lokal adalah makanan olahan darah.
Hidangan ini biasanya muncul dalam konteks acara adat, pesta keluarga, atau kegiatan berburu. Pengolahannya pun beragam, mulai dari direbus, ditumis, dikentalkan, hingga dijadikan bahan pengikat kuah.
Budaya ini berkaitan dengan budaya darah hewan bukan hanya dianggap sebagai simbol kedekatan dengan alam atau cara tradisional memanfaatkan seluruh bagian hewan tanpa sisa.
Baca juga: Usianya 195 Tahun, Begini Suasana Restoran Pizza Pertama di Dunia!
Berikut 5 olahan makanan tradisional berbahan dasar darah hewan:
1. Dideh
Dideh merupakan hidangan khas Jawa Timur yang menggunakan darah sapi, kerbau, atau ayam. Darah kemudian dimasak bersama bumbu komplet seperti cabai, bawang, kunyit, lengkuas, serta daun aromatik.
Proses memasaknya mirip rendang, yakni dimasak lama hingga mengental dan berwarna gelap. Masyarakat Minang tradisional memandang hidangan berbahan darah sebagai bentuk penghargaan terhadap hewan yang dikurbankan.
2. Saren
Di Jawa, hidangan olahan darah yang paling dikenal adalah saren, yakni darah ayam atau bebek yang dicampur santan dan bumbu kemudian dikukus hingga menjadi padatan. Bentuknya menyerupai kue atau lontong, yang kemudian dipotong-potong dan digoreng atau dimasak bacem.
Saren memiliki tekstur yang kenyal, gurih, dan sedikit manis jika diolah dengan cara bacem. Saren memiliki nilai nostalgia bagi banyak keluarga Jawa, terutama generasi tua yang terbiasa memasaknya pada masa lampau ketika bahan makanan masih terbatas.
(dfl/adr)