World Vegan Fest 2025 digelar di SMC Event Center, San Francisco, Amerika Serikat. Dalam ajang ini, KJRI memperkenalkan dua menu vegan kebanggaan Indonesia, jamu dan tempe.
Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) San Francisco ambil bagian dalam acara World Vegan Fest 2025 yang diselenggarakan oleh San Francisco Vegan Society (SFVS) pada Sabtu, 1 November 2025 waktu setempat.
Festival yang memasuki tahun ke-26 penyelenggaraan ini dihadiri sekitar 4 ribu pengunjung. Mereka antusias mencicipi, berdialog, dan membeli produk-produk vegan yang ditawarkan.
Mengenai minat masyarakat San Francisco dan Bay Area terhadap pola makan vegan, ternyata sudah muncul sejak populernya gerakan budaya alternatif (counter culture) di California Utara pada tahun 1960-an.
Mereka mencari inspirasi ke dunia Timur, dalam hal ini Asia, termasuk untuk pengobatan, yoga, hingga pandangan hidup yang menekankan keseimbangan tubuh dan alam. Salah satunya tercermin dari ketertarikan mereka pada pangan nabati, rempah, dan ramuan herbal dari Indonesia.
Stan Indonesia menampilkan jamu Acaraki, ada yang versi diracik manual dan siap minum dalam kemasan kaleng. Foto: KJRI San Francisco |
Seperti yang disampaikan Konjen RI San Francisco Yohpy Ichsan Wardana. Melalui rilis KJRI San Francisco yang detikFood terima (3/11), ia mengatakan, "Semakin banyak warga Bay Area yang ingin tahu tentang jamu dan tempe. Mereka mencari cita rasa yang otentik dan kisah budaya yang bermakna."
Di stan Indonesia, jamu buatan Acaraki dihadirkan. Pengunjung bisa menyaksikan proses penyeduhan jamu secara manual menggunakan alat seperti French press dan V60.
Kemudian, Golden Sparkling dari Acaraki juga diperkenalkan. Berupa minuman kunyit asam berkarbonasi dalam kemasan kaleng. Produk ini menjadi bukti kalau warisan kuliner tradisional Nusantara dapat menyesuaikan diri dengan selera modern, tanpa kehilangan jati dirinya.
Masih di festival yang sama, bekerjasama dengan KJRI, Wiwas Tempeh juga unjuk gigi. Salah satu UMKM diaspora Indonesia di Bay Area ini memperkenalkan tempe kedelai organik dalam beberapa bentuk olahan siap masak dan siap santap.
Pengunjung yang baru pertama kali mencoba tempe mengaku tidak menyangka tempe mempunyai tekstur yang padat dan rasa gurih alami tempe, sementara mereka yang telah mengenalnya menyimak demo masak tempe oleh Chef Alan Wirahadi dari Wisma Indonesia.
Chef Alan Wirahadi mendemokan cara mengolah tempe. Foto: KJRI San Francisco |
"Tempe menonjol karena kesederhanaannya. Dengan bahan yang sangat dasar, proses alami, dan tanpa tambahan kimia, tempe menjadi simbol inovasi yang lahir dari tradisi asli Indonesia. Ia menyatukan gizi, keberlanjutan, dan cita rasa, sekaligus menawarkan alternatif nyata bagi masyarakat dunia yang mencari sumber protein alternatif," kata chef Alan.
Bagi kalangan kalangan vegetarian, tempe menawarkan daya tarik tersendiri. Tempe merupakan salah satu sumber protein nabati terbaik pengganti daging, kaya protein, serat, dan asam amino esensial hasil fermentasi alami. Oleh karena itu, komunitas vegetarian menjadi basis yang ideal untuk menjadikan tempe sebagai bahan pangan rutin.
Konjen Yohpy Ichsan berharap upaya memperkenalkan jamu dan tempe dalam ajang World Vegan Fest 2025 di San Francisco ini berdampak positif. "Dari jamu ke tempe, dari dapur tradisi ke meja makan dunia, kami percaya warisan takbenda Indonesia tetap menjadi agenda dan hidup dalam perbincangan global mengenai masa depan pangan," tutupnya.
(adr/adr)



KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN